Vrydag 05 Julie 2013

Peranan Keterampilan Penguatan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Keterampilan penguatan merupakan segala  bentuk  dari respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Selain itu, saya berpendapat bahwa melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat.
            Untuk lebih jelasnya, menurut Wina Sanjaya (2001:1), keterampilan  penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik atas perbuatan atau respon siswa.
Sedangkan menurut Zainal Abidin (2002:21) keterampilan penguatan merupakan suatu respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan baik, yang dapat memacu terulangnya perbuatan baik tersebut dengan memberikan pujian melalui kata-kata atau respon positif terhadap perilaku yang telah ditunjukkan oleh seseorang.
Oleh karena itu, jika kita ingin memberikan informasi atau umpan balik atas perbuatan atau respon siswa maka kita berikan.
keterampilan penguatan agar siswa dapat termotivasi dalam belajar.
            Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengharapkan agar semua guru menerapkan keterampilan penguatan dan melatih kemampuan untuk mengembangkan berbagai jenis penguatan, serta membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyajikan meteri untuk dikuasi oleh siswa, akan tetapi selalu bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu saling menghargai serta selalu termotivasi dalam belajar.
            Sehubungan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa jika seorang guru tidak menerapkan dan mengembangkan keterampilan penguatan dalam pembelajaran maka guru tersebut belum memotivasi siswa, baik secara langsung maupun tidak lagsung.         
Namun kenyataannya, uraian diatas sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di sekolah. Buktinya masih banyak guru yang tidak memberikan keterampilan penguatan dalam memotivasi belajar siswa. Contohnya saja pada sekolah yang terdapat di desa-desa atau tempat terpencil yaitu ketika anak mengerjakan  tugas, kemudian gurunya tidak mengiraukan, demikian pula pada saat melakukan percobaan yang sudah sesuai dengan petunjuk kerja yang ditetapkan, namun guru tidak memberikan penguatan seperti (ok tugasmu sudah benar, dan proses praktek di laboratorium sudah tepat).
           
Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis berupaya mengatasi melalui makalah ilmiah yang berjudul “ Peranan Keterampilan Penguatan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Agar nantinya keterampilan penguatan dapat kita laksanakan dalam memotivasi belajar siswa di Sekolah.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan yaitu :
Bagaimana peranan keterampilan penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
C.    TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang dapat dituliskan penulis adalah untuk mengetahui tentang peranan keterampilan penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Keterampilan Penguatan
1.      Pengertian Keterampilan Penguatan
Menurut Azhari (2001:1) Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal.

Asril (2010: 77-78) menyatakan bahwa  “penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut”.
Usman (2005: 80) mengemukakan bahwa “penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi.”

Menurut Burhus Frederic Skinner (1997:9) menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak yang melakukan pengulanggan perilakunya itu, contohnya pujian. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak menunjang tujuan pembelajaran, harus segera diberi penguatan negatif agar respon tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif contohnya teguran, peringatan atau sanksi.

Menurut Mustofa (2003:12) penguatan adalah respons yang dilakukan guru terhadap suatu tingkah laku positif siswa yang dicapai dalam proses belajarnya, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan dasar penguatan adalah segala  bentuk  respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.

2.      Tujuan Keterampilan Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbel seperti denggan isyarat-isyarat tertentu, secara langgsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah :
1.      Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.
2.      Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu melalui penguatan.
3.      Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
4.      Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
5.      Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

3.      Prinsip Penggunan Penguatan
Dalam keterampilan penguatan ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain:
1.    Sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2.    Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
3.    Menghindari penggunaan respons yang aktif
Walupun teguran danhukuman masih digunakan, respons  negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengemabangkan dirinya.
4.    Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
Di samping prinsif tersebut di atas, dalam memberikan penguatan juga harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
§  Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan tertentu kepada siswa.
§  Penguatan harus diberikan segera
Agar dampak positif diharapkan tidak menurunkan bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukan respons yang diharapkan. Dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditujukan dengan penguatan yang diberikan.
§  Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Oleh karena itu bentuk penguatan yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik prilaku belajar yang yang ditunjukan oleh siswa itu sendiri.





4.      Cara Menggunakan Penguatan
Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
1.      Penguatan kepada pribadi tertentu
Pengguatan harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg afektif.
2.      Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain voli yang menjadi kegemarannya.
3.      Penguatan pemberian dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses yany diharapkan.
4.      Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas kepada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang afektif.
5.      Penguatan tak penuh
Penguatan ini diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas atau menjawab pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka dengan demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa siswi yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi  sebelumnya.
6.      Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias
7.      Hindari respons negatif terhadap jawaban



B.     Hakikat Motivasi Belajar
1.         Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110)
Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar (Dalyono, 2005: 55).
Menurut Ngalim Purwanto (2007:61), mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Dari pengertian motivasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.



2.       Jenis-jenis Motivasi Belajar

Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman (1996:85) mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
a.       Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
·         Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
·         Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.

b.      Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis (1988:12) :
·         Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
·         Motof-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
·         Motif-motif objektif

c.       Motivasi jasmani dan rohani
·         Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
·         Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
d.      Motivasi intrisik dan ekstrinsik
·         Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
·         Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).


3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1.    Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2.    Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga,
guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)
            Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a)    Faktor-faktor intern
      1. Faktor jasmaniah
·      Faktor kesehatan
·      Faktor cacat tubuh

     2. Faktor fhsikologis
·      Intelegensi
·      Minat dan motivasi
·      Perhatian dan bakat
·      Kematangan dan kesiapan
     3. Faktor kelelahan
·      Kelelahan jasmani
·      Kelelahan rohani

b)    Faktor ekstern
       1. Faktor
keluarga
·      Cara orang tua mendidik
·      Relasi antara anggota keluarga
·      Suasana rumah
·      Keadaan gedung dan metode belajar

      2. Faktor sekolah
·      Metode mengajar dan kurikulum
·      Relasi guru dan siswa
·      Disiplin sekolah
·      Alat pengajaran dan waktu sekolah
·      Keadaan gedung dan metode belajar
·      Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah

      3. Faktor masyarakat
·Kegiatan siswa dalam masyarakat
·Mass media dan teman bergaul
·Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)
4.      Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Adapun cara meningkatkan motivasi belajar yaitu :
a.       Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
b.      Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
c.       kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
d.      Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
e.       Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
f.       Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
g.      Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h.      Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.









C.    Peranan Ketermpilan Penguatan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Keterampilan penguatan memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dari keterampilan penguatanlah muncul kepercayaan dan penghargaan bagi diri siswa sehingga mampu memotivasi belajar siswa nantinya. Peranan itu adalah sebagai berikut :
1.         Dapat meningkatkan perhatian siswa
2.         Dapat melancarkan atau memudahkan proses belajar
3.         Dapat membangkitkan dan mempertahankan motivasi
4.         Dapat mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif
5.         Dapat mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar ;
6.         Dapat mengarahkan kepada cara berfikir yang baik/difergen dan inisiatif pribadi.
Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian terhadap perbutan yang baik dari siswa merupakan hal yang sangat diperlukan, sehingga dengan penghargaan atau pujian itu diharapkan siswa akan terus berusaha berbuat yang lebih baik. Misalnya guru yang tersenyum atau mengucapkan kata-kata bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang baik akan besar pengaruhnya terhadap siswa. Siswa tersebut akan merasa puas dan merasa diterima atas hasil yang telah dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu.Walaupu pemberian pengutan sangat mudah pelaksanannya, namun kadang-kadang banyak di antara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan sesuatu yang baik. Kebanyakan mereka hanya mencela dan menunjukkan sikap yang negatif kepada siswa yang berbuat tidak baik atau siswa yang tidak dapat melakukan tugas dengan baik. Bahkan sering terjadi guru marah-marah apabila pertanyaan yang diberikan tidak ada yang menjawab dengan benar, dan bahkan ada yang mengatakan kepada murid-muridnya “ kamu bodoh semua seperti……” Pernyataan seperti tersebut seharusnya tidak perlu di ucapkan apabila guru benar-benar melaksanakan proses belajar mengajar, guru harus menyadari bahwa kesalahan ada pada dirinya, yang mana pengajaran harus berpusat pada proses belajar anak. Mungkin penjelasan yang diberikan kepada anak tidak menarik perhatian anak sehingga siswa enggan untuk menjawab pertanyaan guru, atau juga mungkin guru kurang dapat memotivasi anak untuk secara aktif belajar. Sehingga dari hal diatas dinyatakan bahwa, keterampilan penguatan dalam proses belajar mengajar itu sangat penting dilakukan agar dapat mencapai peranan diatas dan nantinya dapat memotivasi siswa,







BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Keterampilan penguatan sangat memiliki peran dalam memotivasi belajar siswa. Karena dengan keterampilan penguatanlah anak dapat merasa bangga karena guru selalu memberikan penghargaan yang sesuai dengan tugasnya yeng telah dikerjakan. Selain itu keterampilan penguatan juga memiliki peran yaitu dapat menumbuhkan percaya diri siswa, Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, dan Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar

B.     SARAN
Tanpa penguatan keterampilan dalam mengajar guru tidak mungkin akan dapat memotivasi belajar siswa, karena siswa akan termotivasi atau merasa dihargai ketika adanya penguatan yang bersifat positif. Guru yang pintar, tanpa itu ia tidak akan dapat memotivasi siswanya. Jadi biasakan memberikan keterampilan penguatan, maka dengan bantuan itu anak senantiasa termotivasi dan prestasi belajarnya akan meningkat.


DAFTAR PUSTAKA
Soetomo.1993. Dasar-dasar interaksi belejar mengajar.Surabaya:Usaha Nasional

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking