BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Keterampilan
penguatan merupakan segala bentuk dari respons
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau
responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Selain itu, saya berpendapat bahwa melalui
keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan
merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus
dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak
bermanfaat.
Untuk lebih jelasnya, menurut Wina
Sanjaya (2001:1),
keterampilan penguatan (reinforcement)
adalah segala
bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
atas perbuatan atau respon siswa.
Sedangkan
menurut Zainal Abidin (2002:21) keterampilan penguatan merupakan suatu respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan
baik, yang dapat memacu terulangnya perbuatan baik tersebut dengan
memberikan pujian melalui kata-kata atau respon
positif terhadap perilaku yang telah ditunjukkan oleh seseorang.
Oleh
karena itu, jika kita ingin memberikan
informasi atau umpan balik atas perbuatan atau respon siswa maka kita
berikan.
keterampilan
penguatan agar siswa dapat termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengharapkan agar semua guru menerapkan keterampilan penguatan dan melatih kemampuan untuk mengembangkan berbagai jenis penguatan, serta membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyajikan meteri untuk dikuasi oleh siswa, akan tetapi selalu bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu saling menghargai serta selalu termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengharapkan agar semua guru menerapkan keterampilan penguatan dan melatih kemampuan untuk mengembangkan berbagai jenis penguatan, serta membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyajikan meteri untuk dikuasi oleh siswa, akan tetapi selalu bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu saling menghargai serta selalu termotivasi dalam belajar.
Sehubungan uraian diatas, maka
penulis beranggapan bahwa jika
seorang guru tidak menerapkan dan mengembangkan
keterampilan penguatan dalam pembelajaran maka guru tersebut belum memotivasi
siswa, baik secara langsung maupun tidak lagsung.
Namun
kenyataannya, uraian diatas sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang
terjadi di sekolah.
Buktinya masih banyak guru yang
tidak memberikan keterampilan penguatan dalam memotivasi belajar siswa.
Contohnya saja pada sekolah yang terdapat di desa-desa atau tempat terpencil
yaitu ketika anak mengerjakan tugas,
kemudian gurunya tidak mengiraukan, demikian pula pada saat melakukan percobaan yang sudah sesuai dengan petunjuk kerja
yang ditetapkan, namun guru tidak memberikan penguatan seperti (ok tugasmu sudah benar, dan proses praktek di laboratorium
sudah tepat).
Berdasarkan
fenomena yang ada, maka penulis
berupaya mengatasi melalui makalah ilmiah yang berjudul “ Peranan Keterampilan
Penguatan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”.
Agar nantinya keterampilan penguatan dapat kita laksanakan dalam
memotivasi belajar siswa di Sekolah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan yaitu :
Bagaimana peranan keterampilan penguatan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
C.
TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang dapat dituliskan
penulis adalah untuk mengetahui tentang
peranan keterampilan penguatan dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Keterampilan Penguatan
1. Pengertian Keterampilan Penguatan
Menurut Azhari (2001:1) Penguatan
adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal.
Asril (2010: 77-78) menyatakan
bahwa “penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut”.
Usman (2005: 80) mengemukakan bahwa “penguatan adalah segala
bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atas
perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi.”
Menurut Burhus Frederic
Skinner (1997:9) menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Skinner menyatakan bahwa
penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif. Penguatan dapat dianggap
sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya
perilaku anak yang melakukan pengulanggan perilakunya itu, contohnya pujian.
Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak
menunjang tujuan pembelajaran, harus segera diberi penguatan negatif agar respon
tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif
contohnya teguran, peringatan atau sanksi.
Menurut Mustofa (2003:12) penguatan adalah respons yang
dilakukan guru terhadap suatu tingkah laku positif siswa yang dicapai dalam
proses belajarnya, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan perilaku
tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan
dasar penguatan adalah segala
bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah
laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu
dorongan koreksi.
2. Tujuan Keterampilan Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku
belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbel seperti
denggan isyarat-isyarat tertentu, secara langgsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran
antara lain adalah :
1. Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang
diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan
merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin
meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada
siswanya.
2. Membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar siswa;
apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi
belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan
motivasi belajar tersebut, yaitu melalui penguatan.
3. Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai
fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk
memudahkan belajar harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam
pembelajaran, yaitu dengan memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan
semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar
dari perasaan takut salah dalam belajar.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada
siswa; rasa
percaya diri merupakan modal dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu,
takut salah dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap
kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil
perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan
atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar
siswa.
5. Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan,
aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal.
Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis
sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba,
dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai
dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa.
3. Prinsip Penggunan Penguatan
Dalam
keterampilan penguatan ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain:
1. Sikap dan
gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, akan menunjukkan
adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2. Kebermaknaan
Penguatan
hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia
mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
3. Menghindari
penggunaan respons yang aktif
Walupun
teguran danhukuman masih digunakan, respons
negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan
yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk
mengemabangkan dirinya.
4. Dapat
bersifat pribadi atau kelompok.
Di samping
prinsif tersebut di atas, dalam memberikan penguatan juga harus memperhatikan
unsur-unsur sebagai berikut:
§ Sasaran penguatan
Sasaran
penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan
tertentu kepada siswa.
§ Penguatan harus diberikan
segera
Agar dampak
positif diharapkan tidak menurunkan bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan
segera setelah siswa menunjukan respons yang diharapkan. Dengan perkataan lain,
tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditujukan dengan penguatan yang
diberikan.
§ Variasi dalam penggunaan
Pemberian
penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Oleh karena itu
bentuk penguatan yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan
karakteristik prilaku belajar yang yang ditunjukan oleh siswa itu sendiri.
4.
Cara
Menggunakan Penguatan
Ada beberapa cara penggunaan
penguatan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
1. Penguatan
kepada pribadi tertentu
Pengguatan
harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg afektif.
2. Penguatan
kepada kelompok
Penguatan
dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu tugas telah
diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain
voli yang menjadi kegemarannya.
3. Penguatan
pemberian dengan segera
Penguatan
seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses yany
diharapkan.
4. Variasi dalam
penggunaan
Jenis atau
macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas kepada satu
jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan
kurang afektif.
5. Penguatan tak
penuh
Penguatan ini
diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas atau menjawab
pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka dengan
demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa siswi
yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi sebelumnya.
6. Penguatan
harus diberikan dengan hangat dan antusias
7. Hindari
respons negatif terhadap jawaban
B. Hakikat Motivasi Belajar
1.
Pengertian
Motivasi Belajar
Motivasi
berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi
adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110)
Motivasi
adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa
berasal dari dalam diri dan juga dari luar (Dalyono, 2005: 55).
Menurut
Ngalim Purwanto (2007:61), mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap
suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Dari pengertian motivasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi
belajar merupakan
sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
2.
Jenis-jenis Motivasi Belajar
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Sardiman (1996:85) mengatakan bahwa motivasi itu
sangat bervariasi yaitu:
a.
Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya
·
Motif-motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
·
Motif-motif
yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
b.
Motivasi menurut pembagiaan dari
woodworth dan marquis (1988:12) :
·
Motif atau kebutuhan
organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
·
Motof-motif darurat misalnya,
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
·
Motif-motif objektif
c.
Motivasi
jasmani dan rohani
·
Motivasi
jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
·
Motivasi
rohani, seperti kemauan atau minat.
d.
Motivasi intrisik dan ekstrinsik
·
Motivasi instrisik adalah
motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
·
Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar.
(Sardiman, 1996: 90).
3.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang
individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang
diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar antara lain:
1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)
Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern
1. Faktor jasmaniah
1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)
Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern
1. Faktor jasmaniah
· Faktor cacat tubuh
2. Faktor fhsikologis
·
Intelegensi
·
Minat dan motivasi
·
Perhatian dan bakat
·
Kematangan dan kesiapan
· Kelelahan jasmani
· Kelelahan rohani
b) Faktor ekstern
1. Faktor keluarga
· Cara orang tua mendidik
· Relasi antara anggota keluarga
· Suasana rumah
2. Faktor sekolah
·
Disiplin sekolah
·
Alat pengajaran dan waktu sekolah
·
Standar pelajaran di atas ukuran dan
tugas rumah
3. Faktor masyarakat
·Kegiatan
siswa dalam masyarakat
·Mass
media dan teman bergaul
·Bentuk
kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)
4.
Cara
Meningkatkan Motivasi Belajar
Adapun
cara meningkatkan motivasi belajar yaitu :
a. Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang
justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah
nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para
siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang
sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai
afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
b. Hadiah
Hadiah
dapat menjadi motivasi
belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan
diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan
yang tidak menarik menurut siswa.
c. kompetisi
Persaingan,
baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu
dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
e. Memberi Ulangan
Para
siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan
jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas
belaka.
f. Mengetahui Hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
g. Pujian
Apabila
ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga
harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan
dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan
harga diri.
h. Hukuman
Hukuman
adalah bentuk reinforcement
yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi
alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
C.
Peranan Ketermpilan Penguatan Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Keterampilan
penguatan memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, karena dari keterampilan penguatanlah muncul kepercayaan dan
penghargaan bagi diri siswa sehingga mampu memotivasi belajar siswa nantinya. Peranan
itu adalah sebagai berikut :
1.
Dapat meningkatkan perhatian siswa
2.
Dapat melancarkan atau memudahkan proses
belajar
3.
Dapat membangkitkan dan mempertahankan
motivasi
4.
Dapat mengontrol atau mengubah sikap yang
mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif
5.
Dapat mengembangkan dan mengatur diri sendiri
dalam belajar ;
6.
Dapat mengarahkan kepada cara berfikir yang
baik/difergen dan inisiatif pribadi.
Dalam
proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian terhadap perbutan yang baik
dari siswa merupakan hal yang sangat diperlukan, sehingga dengan penghargaan
atau pujian itu diharapkan siswa akan terus berusaha berbuat yang lebih baik.
Misalnya guru yang tersenyum atau mengucapkan kata-kata bagus kepada siswa yang
dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang baik akan besar pengaruhnya terhadap
siswa. Siswa tersebut akan merasa puas dan merasa diterima atas hasil yang
telah dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu.Walaupu
pemberian pengutan sangat mudah pelaksanannya, namun kadang-kadang banyak di antara
guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan
sesuatu yang baik. Kebanyakan mereka hanya mencela dan menunjukkan sikap yang
negatif kepada siswa yang berbuat tidak baik atau siswa yang tidak dapat
melakukan tugas dengan baik. Bahkan sering terjadi guru marah-marah apabila
pertanyaan yang diberikan tidak ada yang menjawab dengan benar, dan bahkan ada
yang mengatakan kepada murid-muridnya “ kamu bodoh semua seperti……” Pernyataan
seperti tersebut seharusnya tidak perlu di ucapkan apabila guru benar-benar
melaksanakan proses belajar mengajar, guru harus menyadari bahwa kesalahan ada
pada dirinya, yang mana pengajaran harus berpusat pada proses belajar anak.
Mungkin penjelasan yang diberikan kepada anak tidak menarik perhatian anak
sehingga siswa enggan untuk menjawab pertanyaan guru, atau juga mungkin guru
kurang dapat memotivasi anak untuk secara aktif belajar. Sehingga dari hal diatas dinyatakan bahwa,
keterampilan penguatan dalam proses belajar mengajar itu sangat penting dilakukan
agar dapat mencapai peranan diatas dan nantinya dapat memotivasi siswa,
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Keterampilan
penguatan sangat memiliki peran dalam memotivasi belajar siswa. Karena dengan
keterampilan penguatanlah anak dapat merasa bangga karena guru selalu
memberikan penghargaan yang sesuai dengan tugasnya yeng telah dikerjakan.
Selain itu keterampilan penguatan juga memiliki peran yaitu dapat menumbuhkan
percaya diri siswa, Meningkatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran, dan Merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar
B.
SARAN
Tanpa penguatan keterampilan dalam mengajar guru tidak
mungkin akan dapat memotivasi belajar siswa, karena siswa akan termotivasi atau
merasa dihargai ketika adanya penguatan yang bersifat positif. Guru yang pintar,
tanpa itu ia tidak akan dapat memotivasi siswanya. Jadi biasakan memberikan
keterampilan penguatan, maka dengan bantuan itu anak senantiasa termotivasi dan
prestasi belajarnya akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo.1993. Dasar-dasar interaksi belejar
mengajar.Surabaya:Usaha Nasional
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking