PERANAN
MENULIS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
:
DARMAWATI
114
704 0334
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
PERANAN MENULIS DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS MENULIS SISWA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia yang Dibina oleh
Drs. Abd. Hafid, S.Pd, M.Pd
Oleh
:
DARMAWATI
114
704 0334
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menulis merupakan salah satu unsur utama yang harus dimiliki siswa dalam
rangka meningkatkan kreativitas menulis siswa. Selain itu, saya berpendapat
bahwa menulis merupakan salah satu
kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan
menulis, siswa dapat mengomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke
berbagai pihak secara tertulis. Di samping itu, siswa pun dapat meningkatkan
dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan yang telah dibuat.
Untuk lebih jelasnya, menurut
Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis
berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan. Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986:
15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Oleh
karena itu, jika siswa ingin memiliki suatu kreativitas menulis, maka siswa
tersebut harus bisa menuangkan ide,
gagasan, pikiran, perasaan yang diwujudkan dengan tulisan yang bersifat kompleks yang tidak lepas dari ketentuan-ketentuan
menulis.
Diharapkan bagi siswa dengan baik, agar memiliki kreativitas menulis sesuai
dengan kemampuan yang tidak lepas dari kegiatan menulis. Karena menulis menurut
Eric Gould, Robert
DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan
writing is a creative act, the act of writing is creative
because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a
text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif
karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman,
tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas
dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.
Sehubungan uraian diatas, maka penulis beranggapan jika seorang
siswa tidak memiliki kemampuan menulis maka siswa itu termasuk siswa yang tidak
bisa mengembangkan ide, gagasan, fikiran dalam bnetuk tulisan sehingga siswa
tersebut tidak termasuk siswa yang memiliki kreativitas menulis yang baik. Karena
kreativitas itu merupakan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/
menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif dan mandiri
dalam hal ini tentang penulisan.
Namun kenyataannya,
uraian diatas sangat bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi dikalangan
siswa. Buktinya masih banyak siswa yang tidak dapat mengeluarkan ide, gagasan,
perasaan yang ada dalam dirinya yang diwujudkan dengan tulisan. Selain itu, adapula
siswa yang telah memiliki kemampuan menulis namun tidak memiliki kreativitas
menulis, contohnya dia selalu mengerjakan tugas makalah namun tidak sesuai
dengan perkembangan zaman metode atau ketentuan menulis sekarang ini. Selain hal
di atas, ada pula yang
menyebutkan kemampuan menulis siswa sekarang
ini masih rendah dan sangat terlantar, hal ini dikarenakan metode pengajaran
menulis kurang efektif.
Berdasarkan fenomena yang ada,
maka penulis tertarik untuk mengkaji karya tulis ilmiah dengan judul “Peranan
Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
penulis merumuskan masalah yang menjadi inti pembahasan yaitu bagaimana Peranan Menulis dalam Meningkatkan
Kreativitas Menulis Siswa?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa.
D. Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Hasil pembuatan karya tulis ilmiah ini akan menjadi
masukan bagi penulis, terutama untuk penambahan wawasan, pengetahuan dan
sistematika pemikiran mengenai peranan menulis dalam meningkatkan kreativitas.
2. Bagi
pembaca
Hasil pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat
menjadi bahan bacaan, sumber informasi dan alternatif pembanding bagi pihak
lain yang memerlukan data penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peranan Menulis
1.
Pengertian Menulis
Menurut Murray (Abbas, 2006: 127) “bahwa
menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan
sampai dengan mengulas kembali”.
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk menghasilkan tulisan Nurudin (2007: 4). Sedangkan menurut Gie (Nurudin,
2007: 5) “unsur menulis terdiri atas: gagasan, tuturan (narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, persuasi), tatanan dan wahana”.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan
sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar,
melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat)
Henry Guntur Tarigan (1986: 15),
menjelaskan pengertian menulis sebagai kegiatan
menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Gebhardt dan
Dawn Rodrigues (1989: 1) menjabarkan bahwa Menulis merupakan salah satu hal
paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik
memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan,
proposal atau tugas di sekolah.
McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado
dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan
pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili
bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis
dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton
dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan
kompleks.
Menurut
Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is
a creative act, the act of writing is creative because its requires to
interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis
adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman
atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan
pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa
menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Dari
beberapa uraian pengertian di atas, dapat
dikemukakan bahwa Menulis
merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur.
2.
Jenis-jenis Tulisan
Penjenisan tulisan dapat
ditinjau dari berbagai segi, antara lain berdasarkan keobjektifan masalah dan
berdasarkan isi dan sifatnya.
Berdasarkan keobjektifan
masalahnya tulisan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni : 1) tulisan
ilmiah, 2) tulisan popular, 3) tulisan fiktif.
Permasalahan yang disajikan
melalui tulisan yang bersifat ilmiah betul-betul objektif, sebab permasalahan
tersebut biasanya sudah diteliti dengan seksama, baik melalui penelitian di lapangan,
di laboratorium, maupun dengan cara mengkaji buku-buku sumber yang
relevandengan permasalahan tersebut. Selain itu, tulisan ilmiah disajikan
secara sistematis, logis, dan bahasanya lugas. Contoh tulisan ilmiah, atau
lebih sering disebut dengan KTA, Karya Tulis Akademik, atau KTI, Karya Tulis
Ilmiah, itu adalah skripsi, tugas akhir, projek akhir, makalah, laporan
praktikum, tesis, buku teks dan disertasi.
Seperti halnya tulisan
ilmiah, tulisan populer pun sejatinya disajikan secara sistematis. Dengan bahasa
lugas, tetapi kelogisan dan kelugasannya masih dapat dipertanyakan, karena
tulisan semacam ini dibuat oleh penulis tanpa penelitian yang seksama. Data
yang dikemukakannya cenderung diwarnai oleh pendapatnya sendiri, walaupun
mungkin saja apa yang dikemukakannya itu dapat dibuktikan kebenarannya.
Pada tulisan fiktif, cerita
dan fakta disajikan betul-betul swanagt diwarnai oleh subjektivitas dan
imajinasi pengarangnya, sehingga penafsiran pembaca terhadap masalah tersebut
dapat beraneka ragam. Hal tersebut lebih diperkuat dengan bahasa yang
dipergunakannya. Karangan fiktif cenderung menggunakan ragam bahasa yang
bersifat konotatif. Contoh tulisan fiktif sering berupa puisi, cerpen, novel,
drama, serta skenario film.
Berdasarkan isi dan sifatnya,
tulisan terdiri atas :
a. Tulisan naratif
Tulisan naratif merupakan sebuah tulisan yang sebagian besar
berisi cerita. Meskipun di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi
cerita tersebut, namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita.
Contoh
:
Pertandingan antara Angelique
Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set
pertama, Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas
kekalahannya di set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua
itu dengan skor tipis 7-5. Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai
kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat
dukungan luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan
angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup set
penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke
semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.
b. Tulisan deskriptif
Tulisan deskriptif merupakan tulisan yang berisi gambaran
tentang suatu objek atau keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek
tersebut terlihat.
Contoh
:
Jauh di sana di tepi
sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda berjalan hilir mudik,
kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang
boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang laksana aiar di dalam dulang pada
ketika itu, atau darti pihak manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan dan
tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu memikul
suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya
kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa”
karya Hersevien M.Taulu ,2001:65)
c. Tulisan Ekspositorik
Tulisan Ekspositorik merupakan tulisan yang berisi sebuah
pembahasan tentang suatu persoalan beserta penjelasan-penjelasannya secara
terperinci supaya pembaca dapat memahami persoalan tersebut.
Contoh
:
Kloning manusia menjadi isu
pembicaraan semakin menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada
binatang memang telah berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly)
yang diujicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera
(2000), kucing (2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari
Italia, mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia.
Kloning adalah upaya untuk
menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti
sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning pada manusia
dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu
disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim
seperti halnya embrio bayi tabung.
d. Tulisan Persuasif
Tulisan Persuasif merupakan sebuah tulisan yang berusaha
menonjolkan fakta-fakta mengenai suatu persoalan yang kemudian fakta-fakta itu
dijadikan dasar untuk mempengaruhi pembaca.
Contoh :
Webblog telah menjadi media di internetyang begitu popular
untuk mempublikasikan pendapat dan hasil kreativitas berpikir melalui jaringan
dunia maya saat ini. … Buku ini akan
memandu Anda unutuk daapt membuat dan memanfaatkan blog semaksimal mungkin
sesuai dengan kebutuhan Anda. Buku ini sangat layak untuk Anda baca karena akan
mengembangkan wawasan Anda dalam mengembangkan weblog untuk berbagai bidang dan
berbagai keperluan…
e. Tulisan Argumentatif
Tulisan Argumentatif merupakan tulisan yang berisi pendapat
tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah argumentasi dengan maksud
untuk meyakinkan pembaca atas pendapat yang dikemukakannya.
Contoh
:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman
kepada terdakwa itu. Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah
berkali-kali melakukan kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir
semua pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan
faktor utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
3. Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis
karena memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggung-jawabkan di hadapan
pembacanya, karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan
pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan
dengan demikian menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan
efisien untuk menjangkau khalayak massa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah
maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup
mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu
sendiri.
Adapun tujuan menulis
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu
fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta,
data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru
tentang berbagai hal.
2) Membujuk; melalui tulisan seorang penulis
mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau
mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan
pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah
dipahami.
3) Mendidik adalah salah satu tujuan dari
komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan
seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya
akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang
lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4) Menghibur; bahwa fungsi dan tujuan menghibur
dalam komunikasi bukan onopoli media massa, radio, televisi, melainkan tulisan
dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau
bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan
setelah seharian sibuk beraktivitas.
Sedangkan Menurut Tim Prima Pena, (2007:
872) bahwa tujuan menulis adalah:
(1) menyampaikan pokok pikiran atau
gagasan kepada para pembaca, (2) memberi informasi tentang suatu naskah kepada
pembaca,(3) memberi hiburan kepada pembaca, (4) mempengaruhi pembaca atas
argumentasi atau pendapat yang diungkapkannya melalui tulisan.
4. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis
yaitu: “(1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan
kretivitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi” menurut Suparno dan Yunus, (2007:4). Sedangkan menurut
Bernard Perct (Nurudin, 2007: 19) mengemukakan beberapa manfaat menulis antara
lain:
(1) sarana
untuk mengungkapkan diri, (2) sarana untuk pemahaman, (3) membantuk
mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan perasaan harga diri, (4)
meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) keterlibatan
secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasra, dan (6) mengembangkan
suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa.
Sedangkan
menurut pendapat Akhadiah dkk (1998: 1) menyatakan ada 8 manfaat menulis yaitu:
(1)
kita
dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita, (2) melalui kegiatan
menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan, (3) kegiatan menulis memaksa
kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yang kita tulis, (4) kita dapat menjelaskan permasalahan yang
semula masih samar bagi kita sendiri, (5) melalui tulisan kita akan dapat
meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif, (6) kita
lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain, dan (8)
kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa
secara tertib.
5. Langkah-langkah Menulis
a.
Terdapat
relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian isi, dan
bagian penutup tulisan
b.
Terdapat
relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian isi dengan
bagian akhir/ penutup tulisan, atau sebaliknya
c.
Terdapat
relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/ klausa yang lain
dalam tiap alinea
d.
Terdapat
relevansi yang pas anatra isi tulisan dengan tujuannya.
B. Kreativitas Menulis
1. Pengertian Kreativitas Menulis
Menurut Clark Moustatis (2001:98) Kreativitas adalah pengalaman
mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang
menerapkannya dalam pemecahan masalah menurut Conny R. Semiawan (1989:98).
Kreativitas adalah kecenderungan
untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang
dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua
kemampuan organisme menurut Rogers (1979:34).
Menurut
David Cambell, Kreativitas adalah
kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
(1) Baru (novel): inovatif, belum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
(2) Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih
baik/ banyak.
(3) Dapat
dimengerti (understandable): hasil
yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu.
Menurut
Trianto (2002:2) menyebutkan bahwa kreativitas menulis merupakan sebuah ide,
gagasan, perasaan yang belum ada sebelumnya (baru) yang bersifat apresiatif dan
ekspresif. Apresiatif maksudnya melalui kegiatan
ini orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin
menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks
kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal
tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan
mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal
yang menggejala dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain
melalui kreativitas tulisan sebagai sesuatu yang bermakna.
ini orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin
menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks
kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal
tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan
mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal
yang menggejala dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain
melalui kreativitas tulisan sebagai sesuatu yang bermakna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:23) Kreativitas
adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta dalam hal ini berupa tulisan
(hasil dari menulis).
Dari beberapa uraian pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas menulis
pada intinya merupakan kemampuan seseorang yang ada dalam pikirannya untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun
non aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada (hal tentang menulis), yang
semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
2.
Ciri-Ciri
Kreativitas
Menurut David Cambell ciri-ciri
kreativitas ada tiga kategori:
1.
Ciri-ciri
pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru,
penemuan.
2.
Ciri-ciri
yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali
sudah ditemuka tetap hidup.
3.
Ciri-ciri
sampingan: tidak langsung berhubungan
dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup,
tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang kreatif.
Ciri-ciri Pokok
|
Ciri-ciriyang Memungkinkan
|
Ciri-ciri Sampingan
|
1.Brpikir dari segala arah( convergent
thingking)
2.Berpikir ke segala arah (divergent
thingking)
3.Fleksibilitas koseptual (kemampuan
secara spontan mengganti cara memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan.
4.Orisinalitas (kemampuan menelorkan
ide yang asli bahkan mengejutkan)
5.Lebih menyukai kompleksitas daripada
simplisitas
6.Latar belakang hidup yang merangsang
(hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
7.Kecakapan dalam banyak hal (multiple
skills)
|
1. Kemampuan untuk bekerja keras.
2. Berpikir mandiri
3. Pantang menyerah
4. Mampu berkomunikasi dengan baik
5. Lebih tertarik pada konsep daripada
detail (segi-segi kecil)
6. Keinginan tahu intelektual.
7. Kaya humor dan fantasi
8. Tidak segera menolak ide atau gagasan
baru
9. Arah hidup yang mantap
|
1.
Tidak
mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain.
2. kekacauan psikologis
|
Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual (2005:24) menyebutkan
ciri-ciri kreativitas sebagai berikut:
1.
Memiliki
rasa ingin tahu yang mendalam
2.
Sering
mengajukan pertanyaan yang berbobot
3.
Memberikan
banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah
4.
Mampu
menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5.
Mempunyai/
menghargai rasa keindahan
6.
Menonjol
dalam satu atau lebih bidang studi
7.
Dapat
mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
8.
Mempunyai
rasa humor
9.
Mempunyai
daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan
pemecahan masalah yang berbeda dengan orang
lain (orisinil)
11. Kelancaran dalam menghasilkan
bermacam-macam gagasan
12. mampu menghadapi masalah dari berbagai
sudut pandangan
3.
Proses
Kreatif
Kreativitas
dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
a.
Aspek Pribadi
Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas
muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
b.
Aspek Pendorong
Ditinjau dari aspek pendorong
kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal
dari lingkungan.
c.
Aspek Proses
Ditinjau sebagai proses, menurut
Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji
dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyaipaikan hasil-hasilnya.
d.
Aspek Produk
Definisi produk kreativitas
menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu
yang baru, orisinil, dan bermakna.
Kreativitas tidak timbul serta-merta, tetapi
melalui proses. Proses Kreatif menurut David Cambell urutannya sebagai berikut :
1. Persiapan (preparation) : meletakan dasar,
mempelajari latar belakang masalah,
seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan
pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir selalu
dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir
dalam bidang itu. Persiapan untuk
kreativitas itu kebanyakan dilakukan
atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan
oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.
2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan,
masuk luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya
serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka
kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan
waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk
mencoba dan mengalami gagal, trial dan
error .
3. Inkubasi (incubation) : mengambil waktu untuk meninggalkan
perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang
terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika
diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita
pecahkan. Inkubasi merupakan saat di
mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan
bekerja, kelaziman pemakai cara.
4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan,
penyelesaian, cara kerja, jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan,
tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan
penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana
kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya
tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.
5. Verifikasi/ Produksi : memastikan apakah
solusi itu benar-benar memecahkan masalah. Tahap AHA!, betapa pun memuaskan,
barulah merupakan akhir dari suatu awal.
Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan
mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan
bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham,
impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan
lenyap bagai embun diterjang sinar matahari..
Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupun
kelompok.
Salah satu teori tradisional yang
sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926
dalam bukunya The art of Thought (Piirto,1992), yang mengatakan bahwa proses
kreatif meliputi empat tahap yaitu:
(1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi,
(4) verifikasi.
Pada
tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Pada
tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/ informasi tidak
dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah
tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah
tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
“mengeramnya” dalam alam pra sadar.
Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insght” atau”aha Erlebnis”,
saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah
tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan
konvergen. Dengan perkataan lain, proses
divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran
kritis).
4. Kiat-kiat menjadi Kreatif
Kreativitas
bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol
(2002: 275) dalam bukunya Accelerated Learning, “ Menjadi kreatif
tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan
mensyaratkan persiapan matang.” Terlebih
sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik
dalam bentuk literature, permainan, peta pemikiran, dll. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas
dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses
kreativitas, kondisi-kondisinya serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang,
dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini:
a. Dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/
aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup
manusia (Maslow,1967). Kreativitas
merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
b. Kreativitas
atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967)
c. Bersibuk
diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi
lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
d. Kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Kiat-kiat
untuk Memperoleh Teknik-teknik Kreativitas menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki (2001: 321) dalam bukunya Quantum Learning adalah sebagai berikut:
a.
Ingatlah
sukses-sukses Anda di masa lalu. Jika
Anda pernah berhasil (dan setiap manusia
pasti pernah mengalami suatu waktu dalam hidupnya), Anda tahu tahu bahwa akan
mampu melakukannya lagi. berhasil melakukan sesuatu dalam hidupnya
b.
Yakinlah
ini dapat menjadi hari terobosan. Jalani
hari Anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah
segalanya. Dengan cara itu, jika sesuatu
benar-benar muncul, maka Anda akan siap menerimanya.
c.
Latihlah
kreativitas Anda dengan permainan mental.
Otak Anda, seperti bagian tubuh lain Anda, berfungsi lebih lancar
jika selalu dijaga dalam keadaan prima.
Inilah beberapa saran untuk melakukannya:
o
Pikirkanlah penggunaan kembali barang-barang
lama!
o
Lihatlah kejadian sehari-hari, dan susunan
uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang memunculkannya!
o
Isilah teka-teki silang dan permainan-permainan
kata lainnya!
o
Temukan peribahasa-peribahasa yang dapat Anda
gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada seseorang!
o
Pikirkanlah berbagai cara untuk mengatakan hal
yang sama!
o
Tontonlah acara televise dengan mematikan
suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang dikatakan orang dalam acara itu!
o
Anda juga dapat mencoba salah satu dari banyak
permainan mental yang ada di toko-toko buku.
d. Ingat bahwa kegagalan membawa keberhasilan.
Banyak ilmuwan termasyur dunia bergelut dalam solusi=solusi gagal yang tak
terhitung jumlahnya sebelum menemukan satu yang berhasil. Beranilah untuk mengam,bil risiko salah agar
mencapai keberhasilan.
e.
Raihlah
impian dan fantasi Anda. Sering kali mimpi dan fantasi merupakan hasil dari
pikiran bawah sadar Anda yang bekerja untuk mendapatkan solusi suatu
masalah. Berikan nilai untuk hal-hal
tersebut, walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena gagasan-gagasan
aneh dapat memunculkan solusi inovatif dan revolusioner.
f.
Biarkan
kesenangan memasuki kehidupan Anda. Bermainlah! Ini membuat sifat anak-anak dalam diri Anda
muncul dan memberikan wawasan segar.
Anda pun akan menjadi lebih kreatif jika kehidupan Anda seimbang antara
bekerja dan bermain.
g. Kumpulkan pengetahuan dari tempat
lain. Ketika bekerja dengan situasi
yang menantang, lihatlah tempat-tempat lain dalam kehidupan Anda dan cobalah
untuk melihat kesamaan-kesamaannya.
Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat digunakan
untuk masalah yang sedang Anda hadapi saat ini.
h.
Pandanglah
situasi dari semua sisi. Bayangkan
diri Anda secara fisik berada di bawah sedang menatap ke atas, dari atas melihat
ke bawah, dari belakang melihat ke depan, dari dalam melihat ke luar, dan dari
sudut pandang semua pihak yang terlibat.
Hal ini membuat Anda mampu melihat situasi tersebut dari jendela-jendela
baru dan dapat memberikan wawasan yang Anda butuhkan untuk pemecahan masalah
secara kreatif.
i.
Bersihkan
pikiran Anda dari asumsi-asumsi. Asumsi dapat menyembunyikan solusi. Pikiran yang dibiarkan mengikuti aliran
alamiahnya dapat menciptakan hal-hal baru yang menakjubkan
j.
Ubahlah
posisi Anda sesering mungkin. Jika
anda duduk di belakang meja Anda, pergilah ke luar dan berbaringlah di atas
rumput. Atau, jika Anda berada dalam
ruang konferensi di kantor, bertukartempatlah dengan orang lain atau
berdirilah. Mungubah posisi Anda berarti
mengubah pandangan Anda terhadap berbagai hal, dan perubahan posisi mungkin
akan menghasilkan perubahan sikap mental.
C.
Peranan
Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa
Peranan menulis dalam
meningkatkan kreativitas siswa yaitu sangat memiliki peranan penting. Karena
menulis merupakan tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Selain
itu keterampilan menulis juga merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat
diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang
menyebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap
paling sulit. Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi perannannya
dalam kehidupan manusia sangat penting dalam masyarakat sepanjang zaman.
Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti
menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa
kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis. Bahkan,
Tarigan (1992:44) menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat
dari maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang
telah diuraikan sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa peranan menulis dalam
meningkatkan kreativitas menulis siswa yaitu dapat membantu siswa menjadi lebih kreativitas serta mampu
mengembangkan karya di dunia tulis menulis, seperti menulis novel, cerpen,
puisi, artikel karya ilmiah, dll. Kegiatan menulis kreativitas ini dapat memberikan
pula kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk memilih dan
mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga murid merasa memiliki dan
bertanggung jawab atas tulisan dan karyanya.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca jika ingin memiliki
kerativitas menulis yang baik, maka hendaknya terlebih dahulu menguasai hal-hal
yang berkenaan dengan menulis. Dengan menguasai hal itu, maka kita akan
termasuk penulis yang memiliki kreativitas yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah
Sabarti dkk dkk. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Nurjamal
daeng, Sumirat Warta, dkk. 2011. Terampil
Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Yunus. M, 2007.
Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka
Taufiq
andi. 2010. Menulis I. Watampone:
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Tim Prima Pena. 2007. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Pres.
BIO DATA
1.
Data Pribadi
Nama : Darmawati
NIM : 114 704 0334
Tempat , tanggal
lahir : Bone, 29 Oktober 1993
Agama : Islam
Alamat : Jalan
Jend. Sudirman, Watampone
2.
Data Orang Tua
Nama Ayah :
Ambo Sakka
Pekerjaan : Pelayaran
Nama Ibu : Maksufa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3.
Data Pendidikan
NO.
|
SEKOLAH
|
TEMPAT
|
TAHUN LULUS
|
1.
|
SDN Bedilan
|
Gresik
|
2005
|
2.
|
SMPN 4
|
Gresik
|
2008
|
3.
|
SMK NAHDLATUL ULAMA
|
Gresik
|
2011
|
4.
|
PGSD
|
Bone
|
Masih berlangsung
|
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking