Sondag 05 Mei 2013

PERANAN MENULIS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA




 






PERANAN MENULIS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA


KARYA TULIS ILMIAH

                                   

           

OLEH :
DARMAWATI
114 704 0334






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012


 






PERANAN MENULIS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SISWA

KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia yang Dibina oleh Drs. Abd. Hafid, S.Pd, M.Pd


Oleh :
DARMAWATI
114 704 0334



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu unsur utama yang harus dimiliki siswa dalam rangka meningkatkan kreativitas menulis siswa. Selain itu, saya berpendapat bahwa menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak secara tertulis. Di samping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan yang telah dibuat.
Untuk lebih jelasnya, menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.  Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Oleh karena itu, jika siswa ingin memiliki suatu kreativitas menulis, maka siswa tersebut  harus bisa menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan yang diwujudkan dengan tulisan  yang bersifat kompleks yang tidak lepas dari ketentuan-ketentuan menulis.
Diharapkan bagi siswa dengan baik, agar memiliki kreativitas menulis sesuai dengan kemampuan yang tidak lepas dari kegiatan menulis. Karena menulis menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan
writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Jadi, dengan menulis akan menciptakan suatu kreativitas dari diri seorang siswa sesuai kemampuan dan kreativitasnya.

Sehubungan uraian diatas, maka penulis beranggapan jika seorang siswa tidak memiliki kemampuan menulis maka siswa itu termasuk siswa yang tidak bisa mengembangkan ide, gagasan, fikiran dalam bnetuk tulisan sehingga siswa tersebut tidak termasuk siswa yang memiliki kreativitas menulis yang baik. Karena kreativitas itu merupakan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif dan mandiri dalam hal ini tentang penulisan.
Namun kenyataannya, uraian diatas sangat bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi dikalangan siswa. Buktinya masih banyak siswa yang tidak dapat mengeluarkan ide, gagasan, perasaan yang ada dalam dirinya yang diwujudkan dengan tulisan. Selain itu, adapula siswa yang telah memiliki kemampuan menulis namun tidak memiliki kreativitas menulis, contohnya dia selalu mengerjakan tugas makalah namun tidak sesuai dengan perkembangan zaman metode atau ketentuan menulis sekarang ini. Selain hal di atas, ada pula yang menyebutkan  kemampuan menulis siswa sekarang ini masih rendah dan sangat terlantar, hal ini dikarenakan metode pengajaran menulis kurang efektif.

Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk mengkaji karya tulis ilmiah dengan judul “Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang menjadi inti pembahasan yaitu bagaimana Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa.
D.    Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya karya tulis ilmiah  ini adalah sebagai berikut:
1.  Bagi penulis
Hasil pembuatan karya tulis ilmiah ini akan menjadi masukan bagi penulis, terutama untuk penambahan wawasan, pengetahuan dan sistematika pemikiran mengenai peranan menulis dalam meningkatkan kreativitas.
2. Bagi pembaca
Hasil pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan, sumber informasi dan alternatif pembanding bagi pihak lain yang memerlukan data penelitian.

           



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Peranan Menulis
1.      Pengertian Menulis
Menurut Murray (Abbas, 2006: 127) “bahwa menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan mengulas kembali”.
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan Nurudin (2007: 4). Sedangkan menurut Gie (Nurudin, 2007: 5) “unsur menulis terdiri atas: gagasan, tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi), tatanan dan wahana”.

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat)
            Henry Guntur Tarigan (1986: 15), menjelaskan pengertian menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) menjabarkan bahwa Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah.

            McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.  Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Dari beberapa uraian pengertian  di atas, dapat dikemukakan bahwa Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur.
2.      Jenis-jenis Tulisan
Penjenisan tulisan dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain berdasarkan keobjektifan masalah dan berdasarkan isi dan sifatnya.
Berdasarkan keobjektifan masalahnya tulisan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni : 1) tulisan ilmiah, 2) tulisan popular, 3) tulisan fiktif.
Permasalahan yang disajikan melalui tulisan yang bersifat ilmiah betul-betul objektif, sebab permasalahan tersebut biasanya sudah diteliti dengan seksama, baik melalui penelitian di lapangan, di laboratorium, maupun dengan cara mengkaji buku-buku sumber yang relevandengan permasalahan tersebut. Selain itu, tulisan ilmiah disajikan secara sistematis, logis, dan bahasanya lugas. Contoh tulisan ilmiah, atau lebih sering disebut dengan KTA, Karya Tulis Akademik, atau KTI, Karya Tulis Ilmiah, itu adalah skripsi, tugas akhir, projek akhir, makalah, laporan praktikum, tesis, buku teks dan disertasi.
Seperti halnya tulisan ilmiah, tulisan populer pun sejatinya disajikan secara sistematis. Dengan bahasa lugas, tetapi kelogisan dan kelugasannya masih dapat dipertanyakan, karena tulisan semacam ini dibuat oleh penulis tanpa penelitian yang seksama. Data yang dikemukakannya cenderung diwarnai oleh pendapatnya sendiri, walaupun mungkin saja apa yang dikemukakannya itu dapat dibuktikan kebenarannya.
Pada tulisan fiktif, cerita dan fakta disajikan betul-betul swanagt diwarnai oleh subjektivitas dan imajinasi pengarangnya, sehingga penafsiran pembaca terhadap masalah tersebut dapat beraneka ragam. Hal tersebut lebih diperkuat dengan bahasa yang dipergunakannya. Karangan fiktif cenderung menggunakan ragam bahasa yang bersifat konotatif. Contoh tulisan fiktif sering berupa puisi, cerpen, novel, drama, serta skenario film. 
Berdasarkan isi dan sifatnya, tulisan terdiri atas :
a.       Tulisan naratif
Tulisan naratif merupakan sebuah tulisan yang sebagian besar berisi cerita. Meskipun di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi cerita tersebut, namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita.
Contoh :
Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis 7-5.  Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.


b.      Tulisan deskriptif
Tulisan deskriptif merupakan tulisan yang berisi gambaran tentang suatu objek atau keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek tersebut terlihat.
Contoh :
Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang laksana aiar di dalam dulang pada ketika itu, atau darti pihak manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,2001:65)
c.       Tulisan Ekspositorik
Tulisan Ekspositorik merupakan tulisan yang berisi sebuah pembahasan tentang suatu persoalan beserta penjelasan-penjelasannya secara terperinci supaya pembaca dapat memahami persoalan tersebut.
Contoh :
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia.
Kloning adalah upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
d.      Tulisan Persuasif
Tulisan Persuasif merupakan sebuah tulisan yang berusaha menonjolkan fakta-fakta mengenai suatu persoalan yang kemudian fakta-fakta itu dijadikan dasar untuk mempengaruhi pembaca.
Contoh :
Webblog telah menjadi media di internetyang begitu popular untuk mempublikasikan pendapat dan hasil kreativitas berpikir melalui jaringan dunia maya saat ini.  … Buku ini akan memandu Anda unutuk daapt membuat dan memanfaatkan blog semaksimal mungkin sesuai dengan kebutuhan Anda. Buku ini sangat layak untuk Anda baca karena akan mengembangkan wawasan Anda dalam mengembangkan weblog untuk berbagai bidang dan berbagai keperluan…
e.       Tulisan Argumentatif
Tulisan Argumentatif merupakan tulisan yang berisi pendapat tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah argumentasi dengan maksud untuk meyakinkan pembaca atas pendapat yang dikemukakannya.
Contoh :
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
3.      Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan yang bisa dipertanggung-jawabkan di hadapan pembacanya, karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana komunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak massa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Adapun tujuan menulis tersebut adalah sebagai berikut.
1)   Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal.
2)   Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dipahami.
3)  Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
4)   Menghibur; bahwa fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi bukan onopoli media massa, radio, televisi, melainkan tulisan dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.
Sedangkan Menurut Tim Prima Pena, (2007: 872) bahwa tujuan menulis adalah:
(1)  menyampaikan pokok pikiran atau gagasan kepada para pembaca, (2) memberi informasi tentang suatu naskah kepada pembaca,(3) memberi hiburan kepada pembaca, (4) mempengaruhi pembaca atas argumentasi atau pendapat yang diungkapkannya melalui tulisan.

4.      Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis yaitu: “(1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kretivitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi” menurut Suparno dan Yunus, (2007:4). Sedangkan menurut Bernard Perct (Nurudin, 2007: 19) mengemukakan beberapa manfaat menulis antara lain:
(1) sarana untuk mengungkapkan diri, (2) sarana untuk pemahaman, (3) membantuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan perasaan harga diri, (4) meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasra, dan (6) mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa.

Sedangkan menurut pendapat Akhadiah dkk (1998: 1) menyatakan ada 8 manfaat menulis yaitu:
(1)    kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita, (2) melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan, (3) kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis, (4) kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi kita sendiri, (5) melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif, (6) kita lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain, dan (8) kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara tertib. 

5.      Langkah-langkah Menulis

a.       Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup tulisan
b.      Terdapat relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian isi dengan bagian akhir/ penutup tulisan, atau sebaliknya
c.       Terdapat relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/ klausa yang lain dalam tiap alinea
d.      Terdapat relevansi yang pas anatra isi tulisan dengan tujuannya.































B.      Kreativitas Menulis
1.  Pengertian Kreativitas Menulis
Menurut Clark Moustatis (2001:98) Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah menurut Conny R. Semiawan (1989:98).
            Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme menurut Rogers (1979:34). 
Menurut David Cambell, Kreativitas  adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:

(1)   Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
(2)   Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.
(3)   Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu.

Menurut Trianto (2002:2) menyebutkan bahwa kreativitas menulis merupakan sebuah ide, gagasan, perasaan yang belum ada sebelumnya (baru) yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif maksudnya melalui kegiatan
ini orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin
menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks
kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal
tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan
mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal
yang menggejala dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain
melalui kreativitas tulisan sebagai sesuatu yang bermakna.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:23) Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta dalam hal ini berupa tulisan (hasil dari menulis).
Dari beberapa uraian pengertian  di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas menulis pada intinya merupakan kemampuan seseorang yang ada dalam pikirannya untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada (hal tentang menulis), yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
2.      Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:
1.         Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan.
2.         Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap hidup.
3.         Ciri-ciri sampingan: tidak langsung  berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang kreatif.


Ciri-ciri Pokok
Ciri-ciriyang Memungkinkan
Ciri-ciri Sampingan
1.Brpikir dari segala arah( convergent thingking)
2.Berpikir ke segala arah (divergent thingking)
3.Fleksibilitas koseptual (kemampuan secara spontan mengganti cara memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan.
4.Orisinalitas (kemampuan menelorkan ide yang asli bahkan mengejutkan)
5.Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas
6.Latar belakang hidup yang merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
7.Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills)
1.   Kemampuan untuk bekerja keras.
2.   Berpikir mandiri
3.   Pantang menyerah
4.   Mampu berkomunikasi dengan baik
5.   Lebih tertarik pada konsep daripada detail (segi-segi kecil)
6.   Keinginan tahu intelektual.
7.   Kaya humor dan fantasi
8.   Tidak segera menolak ide atau gagasan baru
9.   Arah hidup yang mantap

1.  Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain.
2.  kekacauan psikologis

Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual (2005:24) menyebutkan ciri-ciri kreativitas sebagai berikut:          
1.         Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam
2.         Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3.         Memberikan banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah
4.         Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5.         Mempunyai/ menghargai rasa keindahan
6.         Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi
7.         Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
8.         Mempunyai rasa humor
9.         Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10.     Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan   orang lain (orisinil)
11.     Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan
12.     mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan

3.      Proses Kreatif
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
a.       Aspek Pribadi
 Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
b.      Aspek Pendorong
            Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
c.       Aspek Proses
            Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
d.      Aspek Produk
            Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
 Kreativitas tidak timbul serta-merta, tetapi melalui proses.  Proses Kreatif menurut David Cambell urutannya  sebagai berikut :
1.   Persiapan (preparation) : meletakan dasar, mempelajari latar belakang  masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu.  Persiapan untuk kreativitas  itu kebanyakan dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.
2.  Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan.  Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal, trial dan error .
3.    Inkubasi (incubation)    : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan.  Inkubasi merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.
4.  Iluminasi  : mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan, tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat.  Reaksi keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.
5. Verifikasi/ Produksi : memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. Tahap AHA!, betapa pun memuaskan, barulah merupakan akhir dari suatu awal.  Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan.  Kalau sudah menemukan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan mewujudkannya.  Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham, impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan lenyap bagai embun diterjang sinar matahari..  Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupun kelompok.

            Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The art of Thought (Piirto,1992), yang mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu:
 (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi. 
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya.  Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan.  Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra sadar.  Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insght” atau”aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.  Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.  Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.  Dengan perkataan lain, proses divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).
4.      Kiat-kiat menjadi Kreatif
Kreativitas bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau.  Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol (2002: 275)  dalam bukunya Accelerated Learning, “ Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham.  Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan mensyaratkan persiapan matang.”  Terlebih sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik dalam bentuk literature, permainan, peta pemikiran, dll.  Oleh karena itu, pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.  Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini:
a.       Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/ aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow,1967).  Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
b.      Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967)
c.       Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
d.      Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Kiat-kiat untuk Memperoleh Teknik-teknik Kreativitas menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki (2001: 321) dalam bukunya Quantum Learning adalah sebagai berikut:
a.      Ingatlah sukses-sukses Anda di masa lalu.  Jika Anda  pernah berhasil (dan setiap manusia pasti pernah mengalami suatu waktu dalam hidupnya), Anda tahu tahu bahwa akan mampu melakukannya lagi. berhasil melakukan sesuatu dalam hidupnya
b.      Yakinlah ini dapat menjadi hari terobosan.  Jalani hari Anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah segalanya.  Dengan cara itu, jika sesuatu benar-benar muncul, maka Anda akan siap menerimanya.
c.       Latihlah kreativitas Anda dengan permainan mental.  Otak Anda, seperti bagian tubuh lain Anda, berfungsi lebih lancar jika selalu dijaga dalam keadaan prima.  Inilah beberapa saran untuk melakukannya:
o   Pikirkanlah penggunaan kembali barang-barang lama!
o   Lihatlah kejadian sehari-hari, dan susunan uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang memunculkannya!
o   Isilah teka-teki silang dan permainan-permainan kata lainnya!
o   Temukan peribahasa-peribahasa yang dapat Anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada seseorang!
o   Pikirkanlah berbagai cara untuk mengatakan hal yang sama!
o   Tontonlah acara televise dengan mematikan suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang dikatakan orang dalam acara itu!
o   Anda juga dapat mencoba salah satu dari banyak permainan mental yang ada di toko-toko buku.
d.      Ingat bahwa kegagalan membawa keberhasilan. Banyak ilmuwan termasyur dunia bergelut dalam solusi=solusi gagal yang tak terhitung jumlahnya sebelum menemukan satu yang berhasil.  Beranilah untuk mengam,bil risiko salah agar mencapai keberhasilan.
e.       Raihlah impian dan fantasi Anda. Sering kali mimpi dan fantasi merupakan hasil dari pikiran bawah sadar Anda yang bekerja untuk mendapatkan solusi suatu masalah.  Berikan nilai untuk hal-hal tersebut, walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena gagasan-gagasan aneh dapat memunculkan solusi inovatif dan revolusioner.
f.       Biarkan kesenangan memasuki kehidupan Anda. Bermainlah!  Ini membuat sifat anak-anak dalam diri Anda muncul dan memberikan wawasan segar.  Anda pun akan menjadi lebih kreatif jika kehidupan Anda seimbang antara bekerja dan bermain.
g.      Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain.  Ketika bekerja dengan situasi yang menantang, lihatlah tempat-tempat lain dalam kehidupan Anda dan cobalah untuk melihat kesamaan-kesamaannya.  Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat digunakan untuk masalah yang sedang Anda hadapi saat ini.
h.      Pandanglah situasi dari semua sisi.  Bayangkan diri Anda secara fisik berada di bawah sedang menatap ke atas, dari atas melihat ke bawah, dari belakang melihat ke depan, dari dalam melihat ke luar, dan dari sudut pandang semua pihak yang terlibat.  Hal ini membuat Anda mampu melihat situasi tersebut dari jendela-jendela baru dan dapat memberikan wawasan yang Anda butuhkan untuk pemecahan masalah secara kreatif.
i.        Bersihkan pikiran Anda dari asumsi-asumsi. Asumsi dapat menyembunyikan solusi.  Pikiran yang dibiarkan mengikuti aliran alamiahnya dapat menciptakan hal-hal baru yang menakjubkan
j.        Ubahlah posisi Anda sesering mungkin.  Jika anda duduk di belakang meja Anda, pergilah ke luar dan berbaringlah di atas rumput.  Atau, jika Anda berada dalam ruang konferensi di kantor, bertukartempatlah dengan orang lain atau berdirilah.  Mungubah posisi Anda berarti mengubah pandangan Anda terhadap berbagai hal, dan perubahan posisi mungkin akan menghasilkan perubahan sikap mental.
















C.    Peranan Menulis dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Siswa
Peranan menulis dalam meningkatkan kreativitas siswa yaitu sangat memiliki peranan penting. Karena menulis merupakan tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Selain itu keterampilan menulis juga merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit. Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi perannannya dalam kehidupan manusia sangat penting dalam masyarakat sepanjang zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis. Bahkan, Tarigan (1992:44) menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa peranan menulis dalam meningkatkan kreativitas menulis siswa yaitu dapat membantu siswa menjadi lebih kreativitas serta mampu mengembangkan karya di dunia tulis menulis, seperti menulis novel, cerpen, puisi, artikel karya ilmiah, dll. Kegiatan menulis kreativitas ini dapat memberikan pula kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga murid merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisan dan karyanya.
                                                                          
B.     Saran
Diharapkan kepada pembaca jika ingin memiliki kerativitas menulis yang baik, maka hendaknya terlebih dahulu menguasai hal-hal yang berkenaan dengan menulis. Dengan menguasai hal itu, maka kita akan termasuk penulis yang memiliki kreativitas yang baik.





DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah Sabarti dkk dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Nurjamal daeng, Sumirat Warta, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Suparno dan Yunus. M, 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka

Taufiq andi. 2010. Menulis I. Watampone: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Tim Prima Pena. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Pres.






BIO DATA

1.      Data Pribadi
Nama                           : Darmawati
NIM                            : 114 704 0334
Tempat , tanggal lahir : Bone, 29 Oktober 1993
Agama                         : Islam
Alamat                                    : Jalan Jend. Sudirman, Watampone
2.      Data Orang Tua
Nama   Ayah               : Ambo Sakka
Pekerjaan                     : Pelayaran
Nama Ibu                    : Maksufa
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
3.      Data Pendidikan
NO.
SEKOLAH
TEMPAT
TAHUN LULUS
1.
SDN Bedilan
Gresik
2005
2.
SMPN 4
Gresik
2008
3.
SMK NAHDLATUL ULAMA
Gresik
2011
4.
PGSD
Bone
Masih berlangsung








Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking